TUGAS RESPONSI MOLUSKUM KONTAGIOSUM
(KAMIS, 5 JANUARI 2012)
1.
Bagaimana
mekanisme terbentuknya delle pada moluskum kontagiosum ?
Secara histopatologis, lesi
menunjukkan adanya bentukan bulat atau lonjong, multipel, yang merupakan badan
inklusi eosinofilik atau basofilik. Pada mikroskop elektron, badan inklusi
mengandung banyak sekali partikel virus. Partikel-partikel tersebut dan juga
badan inklusi menyebabkan terjadinya akantosis yang invasif yang mengakibatkan
hiperplasia dan penebalan dermis. Sehingga permukaan epidermis mengelupas dan
membentuk kavitas sentral yang terbuka melalui pori-pori. Kemudian selanjutnya
terbentuk nodul yang mengandung inklusi intrasitoplasmik yang terdapat virion
di dalamnya, disebut sebagai badan moluskum berbentuk bulat, bersifat
eosinofilik dan ditemukan pada epidermis lapisan bawah. 1,2
2.
Bagaimana
mekanisme kerja krim imiquimod pada penatalaksanaan moluskum kontagiosum ?
Imiquimod merupakan suatu
obat untuk memodulasi atau mengaktivasi sistem imun. Imiquimod mengaktivasi
sel-sel imun melalui toll-like receptor
7 (TLR 7), yang terlibat dalam pengenalan patogen. Sel yang teraktivasi oleh
imiquimod melalui TLR 7 mensekresikan sitokin : IFN-alfa, IL-6, dan TNF-alfa.
Saat imiquimod diaplikasikan
ke kulit, dapat mengaktifkan sel Langerhans yang kemudian sebagian bermigrasi
ke nodus limfatikus lokal untuk mengaktivasi sistem imun adaptif atau spesifik.
Tipe sel lain yang teraktivasi oleh imiquimod, yaitu natural killer cell (sel NK), makrofag, dan limfosit B.
Penelitian terbaru
mengungkapkan bahwa imiquimod memiliki efek antiproliferasi epidermis secara
invitro yang tidak bergantung pada fungsi atau aktivasi sistem imun. Imiquimod
memiliki efek peningkatan level opioid
growth factor receptor (OGFr). Melalui bloking OGFr dengan teknologi small interferring RNA (siRNA), imiquimod
memiliki efek antiproliferasi epidermis. 3
3.
Bagaimana
respons imun dan peran status imun pada moluskum kontagiosum ?
Virus memiliki sifat-sifat
khusus, yaitu dapat menginfeksi jaringan tanpa menimbulkan respons inflamasi,
dapat berkembang biak di dalam sel pejamu tanpa merusaknya, adakalanya juga
mengganggu fungsi khusus sel yang terinfeksi tanpa merusaknya secara nyata, dan
kadang-kadang virus juga merusak sel atau mengganggu perkembangan sel kemudian
menghilang dari tubuh. Patogenesis infeksi virus moluskum kontagiosum (MOCV)
adalah melalui kontak langsung.
Respons imun pada pasien
dengan status imun imunokompeten terhadap virus, akan melibatkan respons
nonspesifik maupun respons spesifik. Ada 2 mekanisme utama respons nonspesifik
terhadap virus, yaitu 1) Infeksi virus secara langsung merangsang produksi IFN
oleh sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi untuk menghambat replikasi virus; 2) Sel
NK melisiskan berbagai jenis sel terinfeksi virus. Sel NK mampu melisiskan sel
yang terinfeksi virus, walaupun virus dapat menghambat presentasi antigen dan
ekspresi MHC I, karena sel NK cenderung diaktivasi oleh sel sasaran yang
MHC-nya negatif.
Untuk membatasi penyebaran
virus dan mencegah reinfeksi, sistem imun harus mampu menghambat masuknya
virion ke dalam sel dan memusnahkan sel yang terinfeksi. Antibodi spesifik
mempunyai peran penting pada awal terjadinya infeksi. Antibodi tersebut dapat
menetralkan antigen virus dan dapat melawan virus sitopatik yang dilepaskan
oleh sel yang mengalami lisis. Peran antibodi dalam menetralkan virus terutama
efektif untuk virus bebas atau virus dalam sirkulasi. Proses netralisasi virus
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu menghambat perlekatan virus pada
reseptor yang terdapat pada permukaan sel sehingga virus tidak dapat menembus
membran sel, dengan demikian replikasi virus dapat dicegah. Antibodi dapat juga
menghancurkan virus dengan cara aktivasi komplemen melalui jalur klasik atau
menyebabkan agregasi virus sehingga mudah difagositosis dan dihancurkan melalui
proses yang sama. Antibodi juga dapat mencegah penyebaran virus yang
dikeluarkan dari sel yang telah hancur.
Selain respons imun humoral
(antibodi), respons imun seluler merupakan respons yang paling penting,
terutama infeksi virus sitopatik. Respons imun seluler melibatkan T-sitotoksik,
sel NK, ADCC (Antibody Dependent Cellular
Cytotoxicity), dan interaksi dengan MHC kelasi I. Peran IFN sebagai antivirus
sangatlah penting, yaitu IFN-alfa dan IFN-beta. Dampak antivirus dari IFN
terjadi melalui : peningkatan ekspresi MHC kelas I, aktivasi sel NK dan
makrofag, menghambat replikasi virus. Ada juga yang menyatakan bahwa IFN
menghambat penetrasi virus ke dalam sel dan budding virus dari sel yang
terinfeksi.
Sel T sitotoksik selain
bersifat protektif juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Pada infeksi
virus moluskum kontagiosum, makrofag juga dapat membubuh virus tersebut. Virus
hanya dapat berkembang intraseluler karena membutuhkan DNA pejamu untuk
melakukan replikasi. Akibatnya, virus dapat merusak sel-sel organ tubuh lain
terutama jika virus tersebut bersifat sitopatik. Namun jika tidak bersifat
sitopatik, maka infeksi virus bersifat kronik dengan menyebar ke sel-sel lain. 4
Infeksi MOCV merupakan suatu
bentuk infeksi yang bersifat self-limited,
artinya dapat sembuh sendiri jika pasien memiliki status imunokompeten. Setiap
lesi dapat menetap selama 6 sampai 9 bulan, tetapi ada juga yang menetap selama
beberapa tahun. Jika status imun baik, maka respons imun nonspesifik maupun
spesifik dapat menetralkan antigen MOCV. 5
DAFTAR PUSTAKA
1. Taillac PP. Molluscum Contagiosum in Emergency Medicine. 2008. (Cited
2012 Januari 5). Available from : http://emedicine.medscape.com/article/762548-overview#showall
2. Reed K. Handbook of Ocular Disease Management; Molluscum Contagiosum.
2011. (Cited 2012 Januari 5). Available from : http://cms.revoptom.com/handbook/oct02_sec1_1.htm
3. Navi D, Huntley A. Imiquimod 5 percent cream and the treatment of
cutaneus malignancy. 2004. Dermatology Online Journal 10 (1): 4.
4. Kresno SB. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Edisi ke-4. Jakarta
: Balai Penerbit FK UI; 2001.h.178-80.
5. Brannon
H. Molluscum Contagiosum. 2005. (Cited 2012 Januari 5). Available from : http://dermatology.about.com/od/infectionvirus/a/mollcontag.htm
1 comment:
I was diagnosed with COPD with 55-60% lung capacity and HPV, My doctor just said all the crying , stomping your feet will not change it so just accept it and basically patted me on the back and sent me home to die. I was devastated and was afraid to do anything. I stopped riding my bike, I was afraid to do anything that would cause any exertion. It consumed my thoughts with every breath and the fear of what to expect was almost more than I could deal with. So I couldn't get myself all time I decided to find a herbal cure online and I came across Doctor Itua on how he cure several people suffering from Hiv, and Herpes I gave him a call on this Number +2348149277967 also chat on whatsapp he gave me all the details about the cure i paid him for the medicine after 5 working days i receive my herbal medicine ,I use it for two weeks that is how I get Cured and today I'm living healthy and fine I give him thanks also promise him to testify about his work,He Can also cure the following diseases..Copd,Herpes,Alzheimer's disease,carcinoma.Asthma,Allergic diseases.Parkinson's ,Epilepsy,Cancer,HPV,Wart Remover,Ance,Fibromyalgia,Hiv,Hepatitis,diabetes,Coeliac disease,Infertility, Asthma.Contact...drituaherbalcenter@gmail.com..Whatsapp Number...+2348149277976
Post a Comment